Wednesday, December 9, 2009

untitled (46)

runtuh!
hati- hati nanti runtuh!!

semua orang berteriak- teriak bagai tak ada lagi hari esok untuk berteriak.
semua menjerit- jerit bagaikan hanya menjerit saja satu- satu nya hal yang mereka mampu.

aku pikir aku satu- satu nya yang normal disini.
duduk diam,
tak menjerit,
tak berteriak,
tak keluarkan sepatah suara pun.
hanya duduk dan tak paham apa yang terjadi.
aku pikir aku normal...

runtuh!!
dasar bodoh!
semua runtuh!!

kembali mereka berteriak.
wujud- wujud kabur berbayang tak berbentuk itu berteriak- teriak lagi.
tengok kanan-kiri.
aku sendirian.
aku seorang diri.
siapa yang berteriak?

terlambat!!
semua sudah runtuh!

aku kali ini diam dalam diam lebih diam lagi.
mencoba mencari dari mana sebenarnya asal teriakan itu.
semakin ku diam, semakin kencang suaranya terdengar.

tiba- tiba bagai dilempari sebongkah karang besar
hati ini runtuh.
hati ini bagai terkena angin puting beliung,
runtuh semua pertahanan yang ada.

salah mu!
semua sudah runtuh!

akhirnya aku paham.
ternyata aku justru satu- satu nya yang tidak waras disini.
satu- satu nya yang tidak normal disini.
satu- satu nya yang menulikan kuping saat hati dan otak peringatkan kalau hati ini akan runtuh dengan sekali sentil.

masih duduk diam.
dalam diam.
semakin diam.
bukan lagi suara jerit yang terdengar.
hanya rintih lirih sakit perih yang tersisa.
menyisakan rongga kosong bagai kroak dimakan monster kejam.

ya..semua sudah terlambat.
semua telah runtuh.
hancur jadi abu.

0 comments:

 
Header Image by Reigina Tjahaya