Saturday, April 25, 2009

untitled (14)

Jakarta, 2006

setelah hengkang sesaat dari perguliran rutinitas panjang yang memuakkan, diri ini harus kembali mencemplungkan diri ke dalam sekeranjang penuh kebosanan akan sebuah rutinitas yang selalu sama.
keluh kesah, desah panjang, terdengar hampir di setiap sudut, protes akan direnggutnya kemalasan masing- masing karena esok, semua akan kembali dalam aktifitas bosan yang selalu sama.
aku tertawa.
tapi bukan karena senang.
aku tertawa,
karena aku ingin tertawa.
mencicipi kebebasan rasa malas terakhir sebelum semua direnggut paksa, sebelum semua terbatasi aturan- aturan buatan ga berguna dan bodoh. aturan- aturan bodoh yang memasung segerobak penuh pemberontakkan insan- insan yang haus akan kebebasan dan membodohi sekeranjang manusia yang jadikan mereka terlalu nyaman di dalam goa ondel- ondel mereka.
lagi- lagi aku tertawa.
merasakan sedikit gejolak hidup ditengah maraknya kestabilan emosi manusia yang terus- terus bosan dan akhirnya berubah jadi penuntut buas dan rakus. gerogoti terus kerangka hidup, buat yang lain takut, dan buat aku kembali tertawa. [rei]

Wednesday, April 22, 2009

untitled (13)

jakarta, 2006

melintang aku di pulau melintang.
tempat aku bermimpi tentang bintang.
bintang cantik, bebas tersebar tanpa kekang.
melayang- layang terbang
bebas menari riang
tanpa tekan menghantam tulang.
lutut bertekuk, luluh lantak, jiwa berang
kala hidup ini melintang tersesat jurang
jauh dari bebas riangnya sang bintang.
jahanam betul sang bintang.
ledek diri renta yang meriang
tanpa sedikitpun niat kembali ke sarang
karena tampak terlalu nikmat merongrong jiwaku yang berang.
hahhh! melintang lagi aku di pulau melintang.
bersama kawan ikut melintang.
merajai pulau melintang
coba hilangkan berang dan kenang
supaya hilang mimpi tentang bintang
yang hanya buatku tambah berang,
dasar bintang jalang di pulau melintang! [rei]
 
Header Image by Reigina Tjahaya