Jakarta, 2006
palsu...
fake..
imitation...
kemunafikan...
pemakaian topeng- topeng di hadapan makhluk lain demi kepuasan pribadi. kedok- kedok digemborkan atas nama segala yang baik meski nyatanya hanya bualan.
begitu pula aku yang selalu mengenakan topeng berbau busuk menyengat penciumanku.
topeng berpaku yang selalu terasa perih menusukku.
topeng berhias senyum manis dan wangi semerbak harum di luar, topeng kepura- pura an yang selalu kukenakan tanpa pernah kutanggalkan.
"i'm just a fake plastic tree in a fake plastic world" (fake plastic tree- alanis morissete)
aku terkadang serasa bagai pohon plastik palsu di dunia plastik yang palsu (ironis. sudah plastik palsu pula), dimana semuanya penuh kepura- pura an.
aku bukan maksud menyalahkan fenomena penopengan insan dunia, hanya mencari sedikit pembelaan untuk diri pribadiku, bahwa bukan aku saja yang bertopeng.
kadang,
aku begitu takut,
maka aku merapatkan lagi topeng itu tambah rapat, tambah dekat samapai menempel, sangat sulit ditanggalkan.
sebegitu dekatnya kepalsuan denganku, sebegitu kuatnya kepura- pura an disekitarku.
bukankah jadi wajar aku menampilkan semua topeng sukacita ku di saat keadaan tidak membolehkanku menangis, menjerit, meraung dan bersedih.
dunia kan ngga akan pernah kompromi,
bumi kan akan tetep muter walau sesakit, senista, segila, seperih apapun hati kita.
salahkah diri ini gunakan topeng?
aku kan hanya ketakutan dibuang, ditendang, dihempas, ditinggalkan para penuntut yang memaksaku secara laten untuk terus gunakan topeng sukacita guna tunjukkan semua akan baik- baik saja meskipun dunia sebenarnya terputar terpelanting.
akupun lelah seperti ini.
aku luluh lantak.
terperosok di ujung jurang kemunafikan tanpa tangga naik 'tuk keluar.
tapi,
sekali lagi kubertanya,
apa dayaku ini?
kuhanya bisa diam di sudut ruang bising ini sambil tetap memakai topeng agar yang lain tak lihat aku teteskan air mata yang lancang keluar. [rei]
Saturday, December 20, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment