Jakarta, 2006
kembali kuterkatung- katung lunglai,
tatap nanar ke depan tanpa ada kantuk sedikitpun.
pagi tak lagi malu- malu tampakkan diri,
coba cari eksistensi.
tubuh lelahku seakan berdemo,
tak setuju dengan mata yang tetap tak dapat terkelap lelap.
inginnya aku berlari- lari dalam dunia mimpi.
bertualang dari satu wahana ke wahana lain.
campurkan harapku dalam angan.
sialnya aku!
kantuk konyol itu tetap tak sergap diri.
sepinya malamku hantarku pada sepinya pagiku
hantarkanku lemah karena tak kuasa berikan cuti mata.
konyolnya aku!
tak lagi mampu berpikir
teler dan tak sadar.
tetap minta kantuk datang hampiri diri
dan buatku bisa sekejap terlelap. [rei]
Saturday, December 20, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment