Siapa bilang saya orang aneh?
Saya hanya berbeda..
Saya hanya sedikit unik kalau tidak mau dibilang aneh.
Siapa yang bilang saya aneh?
Saya bukan orang yang suka duduk sendiri lama- lama di kedai kopi dengan sebuah buku.
Saya bukan orang yang lebih suka menonton sendirian dibanding beramai- ramai.
Saya bukan orang yang saking geek nya sampai- sampai sudah menonton semùa film.
Saya juga bukan orang yang merasa toko buku itu surga.
Saya bukan orang yang tidak bisa bedakan yang mana senang, yang mana sedih, dan yang mana yang biasa saja.
Saya juga bukan seorang pemimpi yang tidak perlu tidur untuk bermimpi.
Saya juga bukan seseorang yang sering berharap bangun dalam kehidupan lain seperti di film dan buku cerita.
Siapa bilang saya aneh?
Eh tapi tunggu dulu.
Itu semua saya ya?
well,
Okay,
Mungkin saya memang aneh..
Sunday, January 24, 2010
Wednesday, January 20, 2010
Untitled (50)
duduk, diam.
berdua, duduk, diam.
termagu dalam diam, seolah tersulap gelap malam, kerlipnya lampu.
saling hadap,
sama- sama menyihir mata satu sama lain,
hanya terpisah sebuah meja kopi rendah.
mencoba saling mematri kenang,
meninggalkan jejak dalam ingatan.
duduk, diam.
sendiri, duduk, diam.
termagu dalam diam, bukan tersulap malam atau kerlipnya lampu,
tapi merenung kemana hidup berlalu.
tak ada mata yang bisa dipandang,
hanya sisa aku sendiri.
bersama sisa remah- remah kenang,
dan secuil ingatan.
Secuil ingatan tentang kamu.
Ya tentang kamu yang pernah duduk diam dihadapan,
Hanya dipisahkan sebuah meja kopi rendah warna cokelat berpelitur.
Kamu yang dalam diam meninggalkan jejak yang terlalu jelas dalam ingatan,
Yang duduk diam seolah tersihir gelap malam dan kerlip lampu.
Secuil kenang tentang kita,
Yang pernah duduk saling hadap,
Termagu dalam diam seolah tersihir,
tapi saling menyihir.
meninggalkan jejak yang tidak mungkin luntur seperti warna cokelat meja kopi rendah yang berpelitur..
berdua, duduk, diam.
termagu dalam diam, seolah tersulap gelap malam, kerlipnya lampu.
saling hadap,
sama- sama menyihir mata satu sama lain,
hanya terpisah sebuah meja kopi rendah.
mencoba saling mematri kenang,
meninggalkan jejak dalam ingatan.
duduk, diam.
sendiri, duduk, diam.
termagu dalam diam, bukan tersulap malam atau kerlipnya lampu,
tapi merenung kemana hidup berlalu.
tak ada mata yang bisa dipandang,
hanya sisa aku sendiri.
bersama sisa remah- remah kenang,
dan secuil ingatan.
Secuil ingatan tentang kamu.
Ya tentang kamu yang pernah duduk diam dihadapan,
Hanya dipisahkan sebuah meja kopi rendah warna cokelat berpelitur.
Kamu yang dalam diam meninggalkan jejak yang terlalu jelas dalam ingatan,
Yang duduk diam seolah tersihir gelap malam dan kerlip lampu.
Secuil kenang tentang kita,
Yang pernah duduk saling hadap,
Termagu dalam diam seolah tersihir,
tapi saling menyihir.
meninggalkan jejak yang tidak mungkin luntur seperti warna cokelat meja kopi rendah yang berpelitur..
Subscribe to:
Posts (Atom)