dia menggenggam jemariku di dalam saku jaket hoody nya, menatapku dengan sepasang mata yang beberapa waktu terakhir sudah jarang menatapku, dan bernyanyi pelan mengikuti lagu yang mengalun,
"maybe i didn't treat you, quite as good as i should have...
maybe i didn't love you, quite as often as i could have...
little things that i should have said and done, i just never took the time...
you're always on my mind... you're always on my mind...
maybe i didn't hold you, all those lonely- lonely time...
and i guess i never told you, i'm so happy that you're mine...
if i made you feel second best, girl, i'm sorry i was blind...
you're always on my mind... you're always on my mind..."
bernyanyi seolah dia memang mengatakan semua itu padaku, bernyanyi seolah dia memang bernyanyi untukku.
tanpa peduli ada siapa- siapa disekitarmu, kamu tetap genggam tangan aku didalam sakujaketmu, dan tetap bernyanyi sambil tatap aku.
kamu lalu berkata, "aku bakal bikin kamu seneng...".
dan aku percaya. ya, aku percaya.
entah berapa ratus hari yang lalu aku percaya.
tapi hari ini, entah berapa ratus hari setelah hari itu,
aku tak lagi mampu percaya.
tanpa peduli ada siapa- siapa disekitarmu, kamu tetap genggam tangan aku didalam sakujaketmu, dan tetap bernyanyi sambil tatap aku.
kamu lalu berkata, "aku bakal bikin kamu seneng...".
dan aku percaya. ya, aku percaya.
entah berapa ratus hari yang lalu aku percaya.
tapi hari ini, entah berapa ratus hari setelah hari itu,
aku tak lagi mampu percaya.
0 comments:
Post a Comment