Jakarta, 2006
pangeran gelap kembali lintasi sepi hariku,
coba tak usik hati yang terbuai keramaian semu
jiwa yang porak poranda.
berlenggang dengan kereta bintang,
dan tak lupa putri bulan mendampingi.
berlenggang lambat,
dalam harianku
yang tak sabar ' kan datangnya raja sinar agung
dengan kereta awan dan ratu mentari menemani.
asaku melayang terbang,
sampaikan pada pesuruh langit 'tuk percepat laju kereta waktu
supaya ikut hilang cepat senyapku.
terbang melaju ke permadani atas langit
sepiku yang nista buat keping jiwaku terhambur tak beratur
tercerabut dalam kubangan sepi nista yang buat tubuh nyata tak lagi dapat nikmati datangnya pangeran malam
atau sambut raja sinar.
sepi siksaku,
buatku tak lagi nikmati jajaran jalan panjang rutin yang selalu menanti 'tuk dilewati.
enggan lagi kurasa siksa yang begitu jahat.
oleh karenanya,
tarik renggutlah rantai siksa berlabel sepi ini
agar dapat lagi kunikmati jajaran kehidupan,
harumnya air mata langit,
manisnya embun,
cantiknya putri bulan,
dan takjubnya ratu matahari. [rei]
Saturday, January 10, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment