"aku ngga kepingin sepuluh... duapuluh tahun lagi dari sekarang, aku masih merasa sakit di sini tiap kali ingat kamu"Perahu Kertas - Dewi 'Dee' Lestari
setelah baca kalimat tersebut, sontak air mata netes ngga tau datangnya dari mana. seolah ada segumpalan kenyataan yang menggelitik saya, menyebarkan panas ke mata dan bikin air mata terus menetes sehingga perlu menutup buku sebentar, takut ketetesan air mata.
ah, saya jadi cengeng sekali nih, baca buku saja menangis.
tapi entah mengapa,
saya merasa kalimat itu seolah merangkum semua nya.
merangkum semua keragu- ragu an yang ada. semua ke tidak mampu dan ke tidak mau an yang saya punya. semua ke tidak rela- an yang selama ini ada.
ya, saya tau saya sudah janji untuk tidak lagi bicara soal dia.
saya juga sudah berjanji untuk tidak lagi menangis karena dia. eh tunggu, saya tidak menangis karena dia, saya menangis karena buku itu, dan karena diri saya sendiri. hehe...
tapi saya rasa nya tidak bisa tidak bicara soal dia kali ini.
saya memang sudah merelakan kalau memang tidak bisa bersama,
saya memang sudah mulai mampu merelakan kalau saya harus cari orang lain untuk disayang, dan harus rela dia cari orang lain untuk disayang.. hahaha...
tapi, semakin saya coba pahami, sejujurnya saya takut.
saya takut menyesal. saya takut kalau nanti saya menyesal.
sebagian dari diri saya sebenarnya takut tidak mampu melupakan.
sebagian lagi takut tidak akan pernah lupa.
tapi ada pula bagian yang memang tidak ingin melupakan apapun.
tapi saya juga takut seperti kugy (tokoh dalam Perahu Kertas). saya juga tidak mau kalau nanti sepuluh tahun, duapuluh tahun yang akan datang, saya akan tetap ngerasa sakit setiap kali ingat dia.
saya tidak mau sampai sepuluh, duapuluh tahun yang akan datang, saya masih menangis diam- diam kala ingat dia.
saya tidak mau sampai nanti sepuluh, duapuluh tahun yang akan datang saya masih bertanya- tanya apa cerita nya akan berbeda kalau saya sedikit lebih keras berusaha untuk dia...
saya tidak mau menyesal.
hanya itu.
saya takut menyesal.
saya takut saya nanti akan bertanya- tanya "bagaimana kalau?"
saya takut saya masih terus mengingat rasa nya bersama dia
karena mengingat rasa- rasa bersama dia hanya bikin saya ingat kalau saya masih mau dia.