setelah hengkang sesaat dari perguliran rutinitas panjang yang memuakkan, diri ini harus kembali mencemplungkan diri ke dalam sekeranjang penuh kebosanan akan sebuah rutinitas yang selalu sama.
keluh kesah, desah panjang, terdengar hampir di setiap sudut, protes akan direnggutnya kemalasan masing- masing karena esok, semua akan kembali dalam aktifitas bosan yang selalu sama.
aku tertawa.
tapi bukan karena senang.
aku tertawa,
karena aku ingin tertawa.
mencicipi kebebasan rasa malas terakhir sebelum semua direnggut paksa, sebelum semua terbatasi aturan- aturan buatan ga berguna dan bodoh. aturan- aturan bodoh yang memasung segerobak penuh pemberontakkan insan- insan yang haus akan kebebasan dan membodohi sekeranjang manusia yang jadikan mereka terlalu nyaman di dalam goa ondel- ondel mereka.
lagi- lagi aku tertawa.
merasakan sedikit gejolak hidup ditengah maraknya kestabilan emosi manusia yang terus- terus bosan dan akhirnya berubah jadi penuntut buas dan rakus. gerogoti terus kerangka hidup, buat yang lain takut, dan buat aku kembali tertawa. [rei]